AngkatanUdara AS, TNI AU Akan Menggelar Latihan Cope West 22; Kedua negara kita saling mengekspor produk unggulannya. Produk ekspor unggulan Indonesia ke AS berupa produk-produk budidaya perikanan, kelapa sawit, karet, coklat, kopi, dan rempah-rempah. Sementara produk ekspor unggulan pertanian AS ke Indonesia adalah kedelai, kapas, sumberdaya manusia menjadi alas an dilakukan impor. Komoditas Ekspor Indonesia No Barang Yang Diekspor Negara Tujuan 1 Minyak Bumi Malaysia, Filipina, Singapura, Australia, Cina dan Lampung 2 Gas Bumi Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan 3 Kayu Singapura, Hongkong, Jepang dan Thailand 4 Karet Singapura, Jepang, Amerika Serikat Terlebih Indonesia kaya akan produksi karet sehingga potensinya sangat besar. Dengan strategi pemasaran dengan mengikuti pameran alat kesehatan di UEA, kini ABN sudah menjadi pilihan berbagai produsen tensimeter. Setidaknya kini ABN mengekspor produknya ke 30 negara, dengan jumlah 150.000 set per bulannya. Polygon Sepanjangtahun 2018–2020, terdapat beberapa perusahaan asal Indonesia yang mengekspor produk bumbu ke negara di Afrika dan Australia, seperti Mauritius, Nigeria, Mesir, Ethiopia, Maroko, Sudan, Ghana, Kenya, Madagascar, dan Australia. Sejalan dengan program pemerintah “Indonesia Spice Up The World” ini, selain dukungan Epochtimesid- Indonesia dan Australia memasuki babak baru dalam hubungan bilateral yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara (IA- CEPA), di Jakarta, Senin (4/2/2019). Penandatanganan tersebut dilakukan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Indonesiamengekspor karet dan produk karet ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, RRT atau Republik Rakyat Tiongkok, Brazil, Singapura dan Jepang. Indonesia merupakan penghasil karet yang terbesar nomor 2 di dunia setelah Thailand dengan daerah penghasilnya yaitu Jambi, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Aceh dan Kalimantan Barat. PTSemen Padang mengekspor sebanyak 111 ribu lebih Metric Ton (MT) semen dan klinker ke Sri Lanka dan Bangladesh sepanjang Agustus 2021. Group Head of Sales Semen Indonesia Grup Rahman Kurniawan di Padang Selasa menyebutkan selama Agustus 2021 PT Semen Padang telah mengekspor semen tipe OPC (42.5N) sebanyak 40,9 ribu MT ke Sri Imanmenyebut setidaknya ada 3 dampak atau implikasi yang terjadi dari perang dagang kedua negara tersebut. 1. Indonesia punya peluang ekspor. Akibat perang dagang itu, Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang ke kedua negara itu. Tidak cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang "mengambil jatah" ekspor China dan Amerika. qrmc9Pw. Pohon karet memerlukan suhu tinggi yang konstan 26-32 derajat Celsius dan lingkungan yang lembab supaya dapat berproduksi maksimal. Kondisi-kondisi ini ada di Asia Tenggara tempat sebagian besar karet dunia diproduksi. Sekitar 70 persen dari produksi karet global berasal dari Thailand, Indonesia dan Malaysia. Memerlukan waktu tujuh tahun untuk sebatang pohon karet mencapai usia produksinya. Setelah itu, pohon karet tersebut dapat berproduksi sampai berumur 25 tahun. Karena siklus yang panjang dari pohon ini, penyesuaian suplai jangka pendek tidak bisa dilakukan. Negara Produsen Karet Alam Terbesar pada Tahun 2014 Negara Produksidalam ton 1. Thailand 4,070,000 2. Indonesia 3,200,000 3. Malaysia 1,043,000 4. Vietnam 1,043,000 5. India 849,000 Sumber ANRPC Karet Alam di Indonesia Produksi dan Ekspor Karet Indonesia Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk pasar global. Sejak tahun 1980an, industri karet Indonesia telah mengalami pertumbuhan produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini - kira-kira 80 persen - diproduksi oleh para petani kecil. Oleh karena itu, perkebunan Pemerintah dan swasta memiliki peran yang kecil dalam industri karet domestik. Kebanyakan produksi karet Indonesia berasal dari provinsi-provinsi berikut1. Sumatra Selatan2. Sumatra Utara3. Riau4. Jambi5. Kalimantan Barat Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade terakhir. Di tahun 2016, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,64 juta hektar. Karena prospek industri karet positif, telah ada peralihan dari perkebunan-perkebunan komoditi seperti kakao, kopi dan teh, menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit dan karet. Selama beberapa tahun ini jumlah perkebunan karet milik petani kecil meningkat, sementara perkebunan Pemerintah sedikit berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus mereka ke kebun kelapa sawit yang luas. Luasnya kebun karet pemain swasta besar berkurang di antara tahun 2010 dan 2012, namun naik cukup cepat mulai dari tahun 2013. Luas Perkebunan Karet di Indonesia 2010 2015 2020 Petani Kecildalam ribu ha 2,922 3,076 Pemerintah dalam ribu ha 239 230 Swasta Besardalam ribu ha 284 315 Totaldalam ribu ha 3,445 3,621 Sumber Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Gapkindo Sekitar 85 persen dari produksi karet Indonesia diekspor ke luar negeri. Hampir setengah dari karet yang diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh Amerika Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat yang berkonsumsi hampir 22 percent dari total ekspor Indonesia, Republik Rakyat Tiongkok RRT, Jepang, Singapura, dan Brazil. Konsumsi karet domestik di Indonesia kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia terutama sektor otomotif. Mengingat industri manufaktur industri susah berkembang dengan signifikan, konsumsi karet di pasar domestik hanya tumbuh dengan sedikit saja. Produksi & Ekspor Karet Alam Indonesia 2014 2015 2016 2017 2018¹ 2019¹ Produksi juta ton Volume Ekspor juta ton Nilai Ekspor juta Dollar AS 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Produksi juta ton Volume Ekspor juta ton Nilai Ekspor juta Dollar AS ¹ menunjukkan prognosisSumber Association of Natural Rubber Producing Countries, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Gapkindo & Food and Agriculture Organization of the United Nations Dibandingkan dengan negara-negara kompetitor penghasil karet yang lain, Indonesia memiliki level produktivitas per hektar yang rendah. Hal ini ikut disebabkan oleh fakta bahwa usia pohon-pohon karet di Indonesia umumnya sudah tua dikombinasikan dengan kemampian investasi yang rendah dari para petani kecil, sehingga mengurangi hasil panen. Sementara Thailand memproduksi kilogram kg karet per hektar per tahun, Indonesia hanya berhasil memproduksi kg/ha. Baik Vietnam kg/ha maupun Malaysia kg/ha memiliki produktivitas karet yang lebih tinggi. Industri hilir karet Indonesia masih belum banyak dikembangkan. Saat ini, negara ini tergantung pada impor produk-produk karet olahan karena kurangnya fasilitas pengolahan-pengolahan domestik dan kurangnya industri manufaktur yang berkembang baik. Rendahnya konsumsi karet domestik menjadi penyebab mengapa Indonesia mengekspor sekitar 85 persen dari hasil produksi karetnya. Kendati begitu, di beberapa tahun terakhir tampak ada perubahan walaupun lambat karena jumlah ekspor sedikit menurun akibat meningkatnya konsumsi domestik. Sekitar setengah dari karet alam yang diserap secara domestik digunakan oleh industri manufaktur ban, diikuti oleh sarung tangan karet, benang karet, alas kaki, ban vulkanisir, sarung tangan medis dan alat-alat lain. Ekspor Karet Indonesia Menurut Jenis Mutu Type 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Lateks Pekat'000 ton Ribbed Smoked Sheet '000 ton Technically Specified Rubber'000 ton 2,279 2,370 2,625 2,550 2,539 2,494 Lain'000 ton Sumber Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Gapkindo Sebagai importir karet terbesar di dunia, kebijakan-kebijakan RRT bisa memiliki dampak sangat luas bagi industri karet dunia. Di akhir tahun 2014, Pemerintah RRT memutuskan untuk menyetujui standar baru untuk impor senyawa karet. Kandungan karet mentah yang diizinkan dalam senyawa karet yang diimpor dikurangi dari 95-99,5 persen menjadi 88 persen, mengimplikasikan bahwa impor senyawa karet ke RRT dikenai beacukai impor 20% tarif yang sama dengan beacukai impor karet alam. Kebijakan RRT yang baru ini adalah pukulan bagi para suplier karet dari Indonesia karena menyebabkan penurunan penggunaan senyawa karet di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Masalah lain adalah AS memindahkan ban buatan Indonesia dari sistem preferensi umumnya generalized system of preference. Program AS ini didesain untuk mendukung negara-negara berkembang dengan memotong beacukai impor dan pajak untuk kira-kira produk dari 123 negara. Ban buatan Indonesia dipindahkan dari daftar sistem ini karena AS meyakini bahwa industri ban Indonesia sudah cukup kompetitif. Ini berarti ekspor ban ke AS kini dikenai pajak impor 5 persen. Tren Pasar, Tantangan & Harga Karet Alam Penggerak utama untuk pasar karet global adalah kawasan Asia-Pasifik di mana permintaan akan karet alam tumbuh dengan kuat, dipimpin oleh China, konsumen karet terkemuka di dunia dan yang diperkirakan akan konsumsi hampir 40 persen dari total konsumsi karet dunia pada tahun 2021 sebagian besar digunakan dalam industri manufaktur ban. Sementara itu, pertumbuhan yang kuat dalam konsumsi karet juga diperkirakan terjadi di Indonesia, India, Vietnam, dan Thailand karena industri otomotif yang berkembang di negara-negara ini. Seperti kebanyakan komoditas utama lainnya, harga karet internasional telah mengalami tekanan mulai dari 2011 waktu aktivitas ekonomi global lemah yang berdampak negatif pada industri otomotif serta melimpahnya pasokan karet alam. Selain itu, harga minyak mentah yang rendah membuat karet sintetis sangat kompetitif, sehingga harga karet alam turun secara signifikan antara awal 2011 dan akhir 2017. Sementara itu, kemajuan dalam pengembangan ban berbasis bio juga menjadi ancaman bagi industri karet. Grafik pertama di bawah ini menunjukkan penurunan tajam harga karet alam mulai dari awal 2011 karena melimpahnya pasokan karet, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan persaingan yang ketat dari karet sintetis. Harga Karet Alam - Grafik I data dari Bloomberg Grafik kedua menunjukkan pemulihan tajam harga karet alam pada kuartal terakhir 2017 dan awal 2018. Alasan di balik kenaikan harga ini adalah gangguan pasokan di Thailand. Banjir besar-besaran dan tersebar luas di bagian selatan Thailand, di mana sebagian besar penanaman karet nasional terjadi, memiliki dampak besar pada pasokan karet alam baik dalam hal produksi dan distribusi. Kekeringan yang parah juga disebut sebagai alasan produksi karet yang lemah di Thailand pada waktu itu. Harga Karet - Grafik II data dari Bloomberg Negara-negara penghasil karet terkemuka di dunia - Thailand, Indonesia dan Malaysia - juga telah sepakat untuk membatasi ekspor karet mereka melalui Agreed Export Tonnage Scheme AETS yang disetujui dalam upaya untuk meningkatkan harga karet alam internasional. Kesepakatan pertama terjadi akhir tahun 2012. Penurunan permintaan karet Cina adalah salah satu alasan utama untuk menerapkan AETS. Updated pada 5 April 2018 Contoh Kegiatan Ekspor dan Impor – Pernah mendengar kata perdagangan internasional? Sama seperti perdagangan yang biasa Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari, perdagangan internasional juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan negara-negara yang melakukannya. Dari kegiatan perdagangan internasional ini pula, ada yang dinamakan dengan ekspor dan impor. Contoh kegiatan ekspor dan impor ini juga sangat banyak. Namun sebelumnya perlu dipahami dulu bahwa ekspor adalah menjual produk ke negara lain. Sementara impor adalah membeli produk dari negara lain. Keduanya dilakukan secara legal melalui proses perdagangan. Tanpa bisa dipungkiri lagi ekspor adalah salah satu faktor penentu perekonomian suatu negara. Pasalnya, dengan melakukan kegiatan satu ini, negara akan mendapatkan tambahan devisa sehingga kekayaan pun bertambah. Indonesia sendiri telah melakukan kegiatan ekspor sejak lama dengan barang dan negara tujuan yang di antaranya sebagai berikut Ekspor TPT dan Produk Tekstil Indonesia mengekspor TPT atau tekstil dan produk tekstil dengan negara tujuan yang terdiri atas Malaysia, China, Inggris, Korea Selatan, Turki, Jepang dan Amerika Serikat. Sektor ini termasuk industri yang diandalkan dalam memenuhi kebutuhan sandang masyarakat Indonesia dan juga menjadi penyumbang devisa negara. Baca Juga Contoh Kegiatan Produksi Ekspor Produk Elektronik Indonesia mengekspor produk elektronik ke sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina dan Singapura. Indonesia juga mengekspor panel elektronika dan penerima sinyal untuk televisi ke Italia, Belgia, Vietnam, Taiwan, Inggris, Uni Emirat Arab, Australia, India, Thailand, Prancis, Filipina, Korea Selatan, Belanda, Malaysia, Jerman, Hongkong, Jepang, Singapura dan Amerika Ekspor Karet dan Produk Karet Indonesia mengekspor karet dan produk karet ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, RRT atau Republik Rakyat Tiongkok, Brazil, Singapura dan Jepang. Indonesia merupakan penghasil karet yang terbesar nomor 2 di dunia setelah Thailand dengan daerah penghasilnya yaitu Jambi, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Aceh dan Kalimantan Barat. Ekspor Sawit dan Turunannya Indonesia mengekspor sawit dan turunannya ke berbagai negara seperti Singapura, Pakistan, India, Bangladesh, China, Jepang dan Rusia. Indonesia sendiri memang mengandalkan sawit untuk ekspor karena permintaan akan minyak sawit menunjukkan trend yang cenderung meningkat. Sekitar 70% perkebunan sawit ini ada di Kalimantan dan Sumatera. Ekspor Hasil Hutan Indonesia mengekspor hasil hutan termasuk produk kayu dengan negara sasaran di antaranya adalah Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Qatar, Libya, Arab Saudi, Jepang dan China Ekspor Hasil Produksi Industri Otomotif Indonesia mengekspor hasil produksi dari industri otomotif ke sejumlah negara seperti Jepang, Italia, Belanda, Inggris, Jerman, Belgia, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia mempunyai industri manufaktur mobil yang terbesar nomor 2 juga di Asia Tenggara setelah Thailand. Produk-produk yang dihasilkan yaitu mobil dan suku cadang tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Akan tetapi juga dipasarkan ke pasar internasional dengan negara tujuan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Baca Juga Contoh Komoditas Ekspor Indonesia Hasil Pertanian Ekspor Udang atau Lobster Indonesia mengekspor udang atau lobster dengan negara tujuan yang terbesar adalah Jepang dan Amerika Serikat. Memang sudah sejak lama Indonesia menjadi negara yang mengekspor udang atau lobster paling besar di Asean. Bahkan produk lobster ini juga mempunyai kualitas yang paling baik di dunia. Ekspor Kakao Indonesia mengekspor kakao ke sejumlah negara seperti Singapura, Amerika Serikat dan Malaysia. Lahan produksi kakao di Indonesia banyak terdapat di Sulawesi, Kalimantan Timur, Papua, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Terkait dengan ekspor, kakao rupanya menduduki peringkat keempat sebagai penghasil devisa yang terbesar di sektor pertanian. Ekspor Kopi Indonesia mengekspor kopi ke banyak negara di antaranya adalah Belanda, Jerman, Qatar, Dubai, Al-jazair, Singapura dan Malaysia. Kebanyakan hasil produksi kopi Indonesia adalah jenis Robusta dan Arabika. Indonesia juga terkenal dengan kopi khususnya salah satunya kopi luwak yang juga dikenal sebagai yang termahal di dunia. Ekspor Ikan dan Produk Perikanan Indonesia mengekspor ikan serta produk perikanan dan negara yang umumnya dituju di antaranya adalah Dubai, Qatar, Turki, Amerika Serikat, China, Jepang serta sejumlah negara di Eropa lainnya. Ikan milik Indonesia sendiri termasuk dalam kualitas yang terbaik di dunia. Indonesia bahkan sudah mampu mengekspor produk ikan kaleng seperti abon ikan, tuna kaleng serta sardines. Transaksi ekspor untuk bidang ini bahkan mencapai lebih dari 15 milyar dollar Amerika Serikat. Sungguh angka yang menakjubkan bukan? Contoh Kegiatan Impor Walaupun kaya akan sumber daya alam, akan tetapi Indonesia tetap memerlukan bantuan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Oleh sebab itu, Indonesia melakukan impor sejumlah barang dari negara-negara yang ada di dunia dengan beberapa contohnya sebagai berikut Impor Daging Sapi Indonesia mengimpor daging sapi dari Australia dan Meksiko. Hal ini dilakukan karena harga daging sapi dalam negeri lebih tinggi yang diakibatkan oleh rantai niaga yang cukup panjang. Impor Komoditas Pangan Indonesia mengimpor cukup banyak komoditas pangan dari negara lain seperti Vietnam, Myanmar, India, Pakistan, Thailand, Amerika Serikat, Paraguay, Brazil, Argentina, Malaysia, Ukraina, Ethiopia, Singapura, Kanada, Australia, Turki, Jepang, Srilanka, Selandia Baru, Korea Selatan, Guatemala, El Salvador, Jerman, Belgia, Belanda, Perancis dan lain sebagainya. Adapun komoditas pangan yang biasa diimpor di antaranya adalah kentang, ubi kayu, tembakau, kakao, cengkeh, kopi, teh, lada, kelapa, bawang putih, bawang merah, susu, minyak goreng, mentega, garam, daging ayam, gula pasir, biji gandum dan meslin, kedelai, jagung serta beras. Impor Bahan Bakar Minyak Indonesia mengimpor bahan bakar minyak yang biasa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik itu kebutuhan untuk industri maupun untuk kendaraan bermotor. Beberapa negara yang berkaitan dengan impor bahan bakar minyak ini adalah dari Afrika, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi. Impor Produk Elektronik Indonesia mengimpor berbagai produk elektronik. Kebutuhan masyarakat akan produk tersebut sangat besar sehingga aktivitas impor dalam sektor ini cukup besar. Di antara negara yang dijadikan tujuan impor produk elektronik adalah Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang. Baca Juga Contoh Komoditas Impor Indonesia Impor Produk Otomotif Indonesia juga mengimpor produk otomotif, karena memang sebagian besar industri otomotif yang ada di Indonesia memerlukan komponen-komponen yang asalnya dari luar negeri. Jadi, untuk sektor inipun Indonesia memang masih harus mengimpor produk dari negara lain. Di antara negara yang menjadi tujuan impor dalam hal ini adalah Thailand dan Jepang. Impor Sejumlah Produk Cina Indonesia mengimpor sejumlah produk dari Cina. Dewasa ini memang ada banyak sekali produk Cina yang bisa dengan mudah ditemukan di Indonesia. Di antara produk-produk yang diimpor tersebut adalah meja piknik portable, meja atau pesawat mekanik, besi dan baja, serealia, buah-buahan, kapal terbang dan bagian-bagiannya, kapal laut serta bangunan terapung. Kemudian ada juga senjata dan amunisi, pupuk dan bahkan sayuran. Bahkan komoditas sayuran menurut Badan Pusat Statistik menjadi salah satu komoditas yang paling banyak diminati. Indonesia juga termasuk negara yang mengimpor mobile phone tanpa baterai dari China. Impor Kurma Indonesia mengimpor kurma dari Tunisia, Uni Emirat Arab, Iran, Saudi Arabia, Mesir bahkan Amerika Serikat, Malaysia serta Tiongkok Impor Makanan Olahan dan Peralatan Elektrik Indonesia juga mengimpor makanan olahan dari Thailand, Sri Lanka, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan serta Singapura, mengimpor gula rafinasi dari Thailand dan peralatan elektrik dari Amerika Serikat dan Perancis Impor Bahan Kimia Organik Dan Plastik Indonesia mengimpor bahan kimia organik, filamen buatan, perabotan, alat penerangan, plastik serta barang-barang yang dibuat dari plastik dari China Impor Produk Fashion Indonesia mengimpor produk fashion di antaranya dari negara Swedia, China, Jepang dan Spanyol Pastinya ada banyak contoh kegiatan ekspor dan impor lain yang bisa Anda sebutkan. Terlepas dari contoh tersebut, bisa dipahami bahwa masing-masing negara itu tentu akan bergantung kepada negara lain. Pasalnya, tidak ada negara yang betul-betul kuasa memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Post Views 3,992 TANJUNGPINANG, - ton karet hasil pertanian Tanjungpinang, Kepulauan Riau diekspor ke lima negara dengan total nilai mencapai Rp 22,5 miliar. Kepala Karantina Tanjungpinang, Donni Muksydayan mengatakan Kementrian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian semakin banyak melepas ekspor komoditas pun telah melakukan sertifikasi terhadap karet lempengan sebanyak ton. "Ribuan ton karet itu diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, UEA, Pakistan, dan Korea," kata Donni Muksydayan melalui telepon, Minggu 18/8/2019. Menurut dia, ekspor komoditas pertanian seperti karet berdampak positif terhadap pendapatan negara. Baca juga Gara-gara Wabah Penyakit, Produksi Karet RI Diperkirakan Anjlok 15 PersenSelain itu, kesejahteraan masyarakat pun kian meningkat dan kemudian memperkuat perekonomian nasional. "Dengan demikian, hal yang harus dilakukan ke depannya adalah terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor, sehingga memperbesar devisa negara," sebutnya. Donni berharap, Tanjungpinang mampu memasok kebutuhan komoditas pertanian negara tetangga seperti Singapura. Dan untuk mewujudkan hal itu, para petani diminta bekerja lebih ekstra serta menggandeng Badan Pengkajian Tekhnologi Pertanian BPTP dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Sebab menurut Donni, peningkatan kualitas menjadi persoalan yang harus diselesaikan agar komoditas yang dihasilkan petani memiliki nilai jual yang menjanjikan. "Dengan begitu, Tanjungpinang dapat mengekspor komoditas pertanian lainnya dan pemerinta daerah pun mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan ekspor tersebut," ujarnya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.